Kota Seribu Angkot, Julukan Nyeleneh Bogor yang Masih Bertahan

Bogor, Si Kota Seribu Angkot
Sumber :
  • kotabogor.go.id

Bogor – Kalau negeri dongeng punya sebutan 1001 kisah, maka Bogor punya julukan yang tak kalah unik, Kota Seribu Angkot. Selain dikenal sebagai Kota Hujan, Bogor memang identik dengan angkot. 

Jalanan di Kota ini hampir selalu penuh dengan angkot hijau yang wara-wiri ke segala arah. Jumlahnya begitu banyak sampai para pendatang dibuat bingung ketika pertama kali datang ke Bogor.

Buat warga Bogor, angkot itu ibarat sahabat lama. Murah, gampang dicari, dan tinggal lambaikan tangan saja, supir pasti langsung berhenti. Tapi, jangan kira semuanya mudah. Naik angkot di Bogor butuh “skill khusus” yaitu bisa membaca kode trayek.

Rute angkot di Bogor memang tidak selalu tercetak jelas di bodi mobil. Akhirnya, warga Bogor terbiasa menghafal jalur, mengenali warna cat, bahkan paham arah supir ketika ia nengok. Ada semacam bahasa tak tertulis yang hanya bisa dimengerti kalau kamu cukup lama tinggal di Bogor.

Nasib Angkot di Tengah Zaman

Di tengah gempuran transportasi online, angkot di Bogor masih bertahan. Tapi perlahan perannya mulai terdesak. Pemerintah kota pun turun tangan menertibkan jumlah angkot agar lalu lintas Kota Bogor lebih tertata.

Berdasarkan informasi dari website Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Puluhan angkot di Bogor pada 30 Mei 2025 sempat terjaring razia.

Razia yang dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Bogor, Jaenal Mutaqin bersama Dishub Kota Bogor dan Jajaran Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Porlesta Bogor Kota, merupakan bagian dari upaya penegakan hukum menertibkan angkot-angkot di Bogor. 

Bahkan, Wakil Wali Kota Bogor menegaskan bakal ada pengurangan jumlah armada. Rencananya, sekitar 216 unit angkot akan direduksi secara bertahap.

"Kami menemukan banyak kendaraan yang tidak melengkapi berbagai dokumen penting seperti KIR, STNK, serta bagi pengemudi yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM)," ungkap Jenal Mutaqin. 

Alasannya cukup masuk akal. Banyak angkot yang sudah tak layak jalan, dokumennya tidak lengkap, bahkan ada sopir yang belum memiliki SIM. Selain itu, kebiasaan “ngetem” yang sembarangan sering membuat lalu lintas makin semrawut.