Perempuan Dan Literasi : Peran Dari Buaian Hingga Era Digitalisasi Segala Lini
- Yuni Retnowati
Membangun iklim membaca di mana pun juga seharusnya menjadi hal yang tidak sekedar diwacanakan. Orang tua yang membaca akan membuka peluang menghasilkan anak-anak yang membaca. Guru yang membaca akan memotivasi murid membaca. Pejabat yang membaca akan memberikan apresiasi pada warga yang membaca. Dan seterusnya. Sebuah iklim bersama sangat penting diciptakan agar upaya menghidupkan literasi makin kondusif. Apalagi jika lebih jauh negara bisa berperan memberikan apresiasi kepada para penggiat literasi yang mungkin nasibnya sedikit terpinggirkan. Dalam kondisi sulit saja mereka masih berkarya dan membina komunitas-komunitas literasi, apalagi jika mereka diberikan dukungan baik materi maupun moral. Negeri ini berhutang budi pada para guru yang keringatnya ikut menyegarkan tumbuh suburnya peradaban.
Tak ada yang akan dimulai jika kesadaran kita tidak beranjak untuk memberi tanda pada perubahan. Negara besar akan memulai langkah dengan membesarkan pendidikan. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah amanah undang-undang yang dititipkan pada bangsa ini. Bukan hanya mencerdaskan bangsa, tapi mencerdaskan kehidupannya. Arti yang luas ini harus dimaknai sebagai memberikan ruang hidup di segala sisi baik yang bersifat materi maupun non materi agar keseimbangan peradaban bisa kita capai. Literasi bukan sekedar peradaban kata, ia adalah poros yang membangun rasa dan karsa.