Salam Setara Dorong Ketahanan Pangan Lewat Zakat Produktif Jaga Harapan
- Istimewa
Jakarta, VIVA Bogor – Salam Setara menggagas program Jaga Harapan yang mentransformasikan zakat menjadi modal produktif untuk memperkuat sektor pangan dan mendorong kemandirian ekonomi keluarga rentan di berbagai daerah Indonesia.
Berbeda dari bantuan sosial konvensional, Jaga Harapan memfokuskan dukungan pada pengembangan usaha mikro berbasis pangan seperti kuliner rumahan, pertanian, peternakan, dan pengolahan hasil pangan lokal. Setiap penerima manfaat memperoleh modal hingga Rp25 juta yang disalurkan langsung untuk memperkuat rantai pasok, membeli bahan baku, serta meningkatkan kapasitas produksi.
Selain modal, peserta mendapat pelatihan dan pendampingan intensif mencakup manajemen keuangan, pengolahan pangan, pemasaran digital, dan praktik bisnis berkelanjutan. Pendekatan ini diharapkan tidak hanya membantu perekonomian keluarga dalam jangka pendek, tetapi juga membangun ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
“Melalui Jaga Harapan, kami ingin menunjukkan bahwa zakat tidak hanya sekadar bantuan, tapi energi pemberdayaan yang menumbuhkan kemandirian dan solidaritas sosial,” kata Direktur Eksekutif Salam Setara Ahmad Mujahid dalam keterangan di Jakarta.
Program ini sejalan dengan percepatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya target Tanpa Kemiskinan (1), Tanpa Kelaparan (2), Kehidupan Sehat dan Sejahtera (3), Kesetaraan Gender (5), serta Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (8). Hingga 2025, Jaga Harapan menjangkau 11 provinsi dan lebih dari 20 kabupaten/kota, dengan penyaluran zakat produktif mencapai lebih dari Rp470 juta kepada puluhan keluarga penerima manfaat.
Dampak awal mulai terlihat. Sejumlah peserta melaporkan kenaikan omzet usaha hingga 400 persen, melunasi utang produktif, mulai menabung, bahkan merekrut tenaga tambahan di lingkungannya. Sebagian penerima manfaat kini rutin berdonasi kembali, membentuk siklus zakat berkelanjutan di komunitas.
“Program ini membuktikan bahwa zakat bisa menjadi instrumen ekonomi strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi keluarga,” tambah Mujahid.
Dengan semangat “dari mustahik menjadi muzakki”, Jaga Harapan menjadi contoh bagaimana nilai spiritual, sosial, dan ekonomi dapat disinergikan ke dalam ekosistem pemberdayaan yang menumbuhkan, bukan sekadar menolong.