Kesabaran Jalan Terdekat Menuju Kemenangan: Janji Allah bagi Hamba yang Teguh dalam Ujian Hidup
- Istimewa : instagram ustadz Abdurrahman zahier
Sejarah para Nabi memberikan pelajaran berharga. Nabi Ibrahim dan Nabi Ya’qub tidak hanya memikirkan makanan dan warisan untuk anak-anak mereka, tetapi lebih dari itu, mereka mengutamakan warisan iman.
Allah mengabadikan dialog Nabi Ya’qub menjelang wafat:
> أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: ‘Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’ Mereka menjawab: ‘Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, Tuhan yang Maha Esa dan hanya kepada-Nya kami berserah diri".
(QS. Al-Baqarah: 133)
Lihatlah kekhawatiran Nabi Ya’qub. Bukan tentang harta apa yang akan dimakan anak-anaknya, tetapi siapa yang mereka sembah setelah beliau tiada. Itulah puncak tanggung jawab orang tua: menjaga akidah keluarga agar tetap kokoh di tengah badai zaman.
Ajakan untuk Keluarga Muslim
Membangun rumah bukan hanya urusan arsitektur dan interior, tapi juga membangun jiwa-jiwa yang hidup di dalamnya. Rumah yang diisi dengan tilawah Al-Qur’an, dzikir, diskusi ilmu, serta kasih sayang yang menumbuhkan semangat belajar dan beribadah.
Mari kita jadikan rumah kita:
Madrasah ilmu, tempat anak-anak mengenal Allah dan belajar menjadi hamba yang taat.
Benteng perlindungan, tempat mereka merasa aman dan kuat menghadapi dunia.
Surga kecil, yang menumbuhkan iman, ilmu, dan cinta.
Dengan rumah yang demikian, insyaAllah akan lahir generasi yang tangguh, berakhlak mulia, dan siap memimpin umat di masa depan.
> وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
(QS. An-Nisa: 9)
Mendidik anak bukan sekadar tanggung jawab sekolah atau lingkungan luar. Segalanya dimulai dari rumah.
Mari bersama-sama membangun rumah kita bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi sebagai pusat ilmu, tempat ibadah, dan benteng perlindungan, agar lahir generasi yang kuat, shalih, dan selalu dekat dengan Allah ﷻ.
Rumah yang penuh iman, ilmu, dan cinta adalah awal dari peradaban yang gemilang.