Pesan Penting Bagi Orangtua Soal Makanan Utuh Atau Real Food

Ilustrasi makanan dengan kandungan zat besi
Sumber :
  • Freepik

Jakarta, Viva Bogor – Seluruh keluarga diminta selalu konsumsi real food atau makanan utuh. Juga selalu susun perencanaan makanan setiap hari libur.

Sebelum Olahraga, Simak Hal Penting Soal Asupan Zat Besi dan Protein

Jadi, anak tetap bisa konsumsi walau orangtua sedang sibuk bekerja. Sementara, daging merah jadi salah satu sumber utama protein kaya akan zat besi. Makanan lainnya yakni kuning telur, hati (liver), dan kerang.

Bahan makanan seperti ayam, bayam dan biji labu memiliki kandungan zat besi. Hanya saja, jumlahnya tidak sebanyak daging. 

Rapat Audiensi Komisi IX DPR RI, Peneliti Mengatakan Anak-Anak Tidak Menghabiskan Makanan Karena Basi

Makanan yang warnanya semakin merah artinya semakin tinggi kandungan zat besinya. Lalu, seperti apa ciri-ciri orang kekurangan zat besi.

Kalau kita bicara kekurangan zat besi atau anemia, biasanya kalau secara fisik pertanda yang bisa kita lihat adalah pucat sudah pasti. Jadi, kalau orang yang kulitnya pucat itu salah satu tanda karena kulit pucat itu tidak tergantung dari warna kulit," kata Ahli gizi olahraga Emilia Achmadi.

Viral Balita Sukabumi Penuh Cacing, Kenapa Cacingan Masih Mengancam Anak Indonesia?

Ia yang juga ahli gizi Persija pada 2022-2023 sebut, selain pucat, kekurangan zat besi bisa sebabkan kulit sangat kering. Tanda kekurangan zat besi pada kulit juga diikuti dengan permukaan bibir yang pecah-pecah.

Selanjutnya, sering merasa lelah dan habis energi sebelum hari berakhir. Situasi itu lebih mudah terlihat pada usia anak-anak.

“Jadi, anak-anak itu 'kan seharusnya sangat aktif ya. Kalau kita melihat anak-anak yang harusnya pecicilan (tidak bisa diam) main kesana kemari, dia diam dan duduk, kemungkinan besar itu kekurangan zat besi,” ujar dia.

Kekurangan zat besi pun bisa membuat anak cepat merasa mengantuk di kelas. Orangtua, ujarnya, tidak boleh menyalahkan dan menganggap anak malas, tidak cerdas dan tak bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

“Ini adalah sebetulnya gejala-gejala yang muncul ke permukaan yang salah diartikan, tapi, sebetulnya akar permasalahannya adalah kurang zat besi tadi,” kata dia.

Katanya, meski dokter anak memberikan suplemen zat besi, tubuh tiap anak punya kemampuan yang berbeda dalam proses penyerapannya.

“Artinya kita bisa makan suplementasi, tapi, kalau kualitasnya tidak bagus, zat besi itu tidak akan diserap oleh tubuhnya. Artinya tidak akan bisa digunakan. Jadi, makan tapi tidak ada manfaatnya,” kata Emilia menambahkan.

Halaman Selanjutnya
img_title