Doa yang Sering Terlupa: Momen-Momen Kecil yang Ternyata Bisa Menjadi Ibadah
- istimewa : Thirdman / Pexels
Bogor, VIVA Bogor – Kita seringkali menganggap ibadah sebagai ritual besar: shalat di masjid, puasa Ramadhan, atau membaca Al-Qur'an dengan khusyuk. Lalu, di sela-sela kesibukan, kita berlari dari satu tugas ke tugas lainnya, merasa waktu untuk "ibadah" begitu terbatas.
Padahal, ada serpihan-serpihan waktu kecil yang sering kita lupakan. Momen-momen yang tampak biasa, seperti membuka pintu rumah, bercermin di pagi hari, atau melangkah ke keramaian pasar.
Dalam Islam, momen-momen ini sebenarnya adalah kesempatan emas. Ia adalah jembatan penghubung yang mengubah aktivitas duniawi kita menjadi ladang pahala. Inilah "doa-doa yang sering terlupa".
Pasar: Bukan Hanya Tempat Transaksi, Tapi Juga Ujian
Bayangkan suasana pasar: riuh rendah penjual dan pembeli, tawar-menawar, aneka warna dan bau. Energinya begitu kuat hingga kadang membuat kita lupa diri.
Di sinilah keajaiban doa "Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lahu, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiitu wahuwa 'alaa kulli syai'in qodiir" bekerja.
Doa ini bagai tameng spiritual. Ia mengingatkan kita bahwa di balik hiruk-pikuk urusan dunia, Allah-lah pemilik segalanya. Dia yang menghidupkan dan mematikan, Dia yang Maha Kuasa.
Dengan membaca doa ini, kita menanamkan niat bahwa mencari nafkah kita lakukan dengan cara yang halal dan penuh kesadaran. Aktivitas jual-beli pun bergeser dari sekadar transaksi menjadi ibadah yang penuh makna.
Bercermin: Lebih Dari Sekadar Melihat Fisik
Setiap pagi, kita berdiri di depan cermin. Biasanya, yang kita lihat adalah penampilan luar: rambut yang acak-acakan, atau kerutan di wajah.
Doa bercermin, "Allahumma kamaa ahsanta khalqii fahassin khuluqii" (Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah penciptaanku, maka perindahlah akhlakku), mengajak kita untuk melihat lebih dalam.
Doa ini adalah permohonan yang lembut. Kita tidak hanya memohon penampilan fisik yang rapi, tetapi terutamanya keindahan akhlak.
Kita meminta agar hati, tutur kata, dan perilaku kita seindah atau bahkan lebih indah dari fisik yang telah Allah ciptakan sempurna.
Dalam sekejap, ritual berdandan pagi hari berubah menjadi momen introspeksi dan penyempurnaan diri.