Apakah Gas Air Mata Bisa Berubah Sesuai Arah Angin?
- wikimedia commons/athens.indymedia.org
Bogor – Viral pernyataan Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan terkait kejadian penembakan gas air mata ke area kampus Universitas Pasundan (UNPAS) dan Universitas Islam Bandung (UNISBA) pada Senin, 1 September 2025. Dalam video kejadian terlihat gas air mata diduga ditembakkan masuk ke area kampus, yang mustinya menjadi zona aman.
"Di saat yang sama, adanya sekelompok orang memakai baju hitam yang diduga sebagian besar anarko. Mereka itulah awalnya yang menutup dan memblokade jalan di Tamansari sambil anarkis. Sehingga tim patroli skala besar gabungan TNI-Polri turun," kata Hendra pada Selasa, 2 September 2025.
Hendra juga menjelaskan bahwa tidak ada anggota kepolisian yang memasuki area kampus dan membantah bahwa petugas menembakkan peluru karet.
"Tim kemudian menembakkan gas air mata di jalan raya yang kemudian tertiup angin ke arah parkiran Unisba. Ini yang kemudian diinginkan oleh provokator anarko, dan memang mereka menunggu momen untuk membenturkan antara mahasiswa dan petugas," lanjutnya.
Menelaah dari pernyataan Kabid Humas Polda Jabar, apakah gas air mata bisa tertiup angin?
Gas air mata merupakan gas perih mata yang dikenal dengan bahan lakrimator. Senjata kimia yang mampu merangsang kelenjar mata sehingga mengeluarkan air mata.
Gas air mata digunakan dalam prosedur pembubaran massa. Dapat menyebabkan nyeri parah pada mata, pernapasan dan iritasi kulit.
Ketika ditembakkan, gas air mata yang padat dan cair akan berubah bentuk menjadi asap halus, bukan gas murni pada umumnya. Sifatnya mudah menyebar terbawa aliran udara.
Gas air mata yang dilepaskan akan menyebar ke area yang lebih luas serta mampu bertahan lama di udara. Maka dari itu gas air mata memiliki sifat mudah menyebar dari tempat asalnya apalagi jika tertiup angin.
Pertolongan Pertama Ketika Terkena Gas Air Mata
1. Segera menjauh
Ketika gas air mata dilepaskan, segera pindah dari area yang terkena gas. Bergeraklah ke arah yang berlawanan dengan arah angin untuk menghindari paparan lebih lanjut.
2. Lindungi diri Tutup
mata dan hidung dengan kain atau syal jika memungkinkan, dan hindari menyentuh wajah terutama mata dan mulut karena gas dapat menempel di kulit.