Di Balik Isu Beras Turun Mutu, Bapanas Sebut Beras Jadi Penyelamat Inflasi Nasional

29.990 Ton Beras Turun Mutu di Gudang Bulog
Sumber :
  • bulog.co.id

Jakarta, VIVA Bogor – Di tengah isu penurunan mutu sebagian stok beras di gudang Bulog, Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) menegaskan bahwa komoditas beras justru berperan penting dalam menahan laju inflasi nasional. Pada September 2025 lalu, beras bahkan tercatat mengalami deflasi dan menjadi faktor utama dalam meredam kenaikan harga pangan di Indonesia.

Pemerintah Salurkan Bansos Oktober–November 2025: 18,27 Juta Keluarga Terima Beras dan Minyak Goreng

“Komoditas beras menjadi salah satu peredam inflasi September 2025. Di bulan tersebut beras mengalami deflasi, dan ini merupakan capaian positif karena bulan-bulan sebelumnya beras selalu mengalami inflasi,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar Kementerian Dalam Negeri, Senin 6 Oktober 2025.

Operasi Pasar dan Gerakan Pasar Murah Turunkan Harga

Bansos PKH dan BPNT Tahap 4 Cair Oktober 2025, Ada Tambahan Rp400 Ribu untuk KPM!

Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir mengungkapkan bahwa operasi pasar yang intensif dalam beberapa minggu terakhir telah membuahkan hasil nyata.

“Beberapa minggu yang lalu kita terus-menerus melakukan operasi pasar terkait beras dan minyak goreng... dan hingga saat ini harga keduanya mengalami penurunan,” ujarnya. 

Cair Bulan Oktober! KPM Kembali Dapat Bantuan Beras dan Minyak Goreng dari Pemerintah

Sepanjang Januari hingga Oktober 2025, Bapanas bersama para pemangku kepentingan telah melaksanakan Gerakan Pasar Murah (GPM) sebanyak 9.582 kali di berbagai daerah. Upaya ini menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah dalam menjaga keterjangkauan harga pangan bagi masyarakat.

29.990 Ton Beras Turun Mutu di Gudang Bulog

Di balik keberhasilan stabilisasi harga pangan, Bapanas menghadapi tantangan serius terkait kualitas stok beras. Dari total 3,84 juta ton stok beras di gudang Bulog, tercatat 29.990 ton mengalami penurunan mutu—terdiri atas 3.000 ton beras domestik dan 26.890 ton beras impor. Menanggapi temuan tersebut, Bapanas menggelar rapat evaluasi kualitas pada 2 Oktober 2025.

“Sebanyak 1,45 juta ton atau 37,95% stok memiliki usia simpan lebih dari enam bulan dan akan direproses ulang sebelum disalurkan,” jelas Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas Nita Yulianis.

Langkah cepat ini diambil untuk menjaga kepercayaan publik sekaligus memastikan bahwa bantuan pangan yang disalurkan kepada masyarakat tetap dalam kondisi berkualitas dan layak konsumsi.

“Beras turun mutu bukan berarti tidak layak. Kami memiliki mekanisme reproses agar kualitasnya kembali sesuai standar. Sedangkan beras yang rusak dan tidak dapat diperbaiki akan diuji di laboratorium untuk menentukan tindak lanjut sesuai ketentuan,” ujar Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani pada 8 Oktober 2025.

Halaman Selanjutnya
img_title