Takut Menikah Bukan Berarti Tidak Menerima Cinta, Ini Penjelasan Psikologisnya

Ilustrasi Pasangan yang Takut Menikah
Sumber :
  • Ilustrasi

1.   Perasaan Tidak Bahagia

Fenomena “Quiet Vacation”: Cara Baru Anak Muda Healing Tanpa Harus Resign

Pernikahan tanpa cinta dan komitmen kuat hanya akan menciptakan kehidupan rumah tangga yang terasa seperti beban.

2.   Gangguan Kesehatan Mental

Tradisi Sawer Pengantin di Bogor Barat, Seru dan Sarat Makna Kehangatan Warga Desa

Stres berkelanjutan dalam pernikahan yang dipaksakan dapat memicu kondisi yang lebih serius seperti depresi dan kecemasan.

3.   Rentan terhadap Perceraian

Pentingnya Literasi Digital dan Budaya Bagi Generasi Muda

Pernikahan yang tidak dilandasi komitmen kuat memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk berakhir di pengadilan.

4.   Menyulitkan Anak-Anak

Jika memiliki anak, anak-anak dapat menjadi korban yang paling dirugikan, menghadapi gangguan perkembangan emosional dan psikologis.

Berdamai dengan Ketakutan dan Melangkah ke Depan

Lalu, bagaimana mengatasi rasa takut ini? Psikologi menawarkan beberapa cara untuk berdamai dengan diri sendiri:

  • Melakukan Self-Talk:

Inner critic atau suara kritik dalam diri sering kali menjadi biang kerok. Lawanlah dengan self-talk positif. Ucapkan kalimat seperti, "Aku berharga, banyak orang yang menyayangiku, aku harus semangat!" untuk membangun kembali kepercayaan diri yang terkikis .

  • Belajar Menerima dan Melepaskan:

Berdamai dengan masa lalu dan menerima pengalaman sebagai bagian dari hidup tanpa terus menyalahkan diri adalah langkah besar menuju pemulihan. Latihan mindfulness dan menyadari setiap napas dapat membantu proses penerimaan ini .

  • Memperkuat Kesiapan Spiritual:

Kesiapan menikah tidak hanya soal fisik dan ekonomi, tetapi juga spiritual. Edukasi kesehatan spiritual sebelum menikah terbukti dapat meningkatkan kematangan individu dalam mempersiapkan rumah tangga yang harmonis .

Pada akhirnya, keputusan untuk menikah adalah komitmen seumur hidup yang harus diambil dengan penuh kesadaran dan pertimbangan.

"Bukan takut nikahnya, tapi takut salah pilih soalnya mauku seumur hidup sampai mati, bukan yang seumur hidup bikin aku mau mati," demikian ungkapan yang viral di media sosial, menggambarkan keresahan generasi muda saat ini .

Ketakutan untuk menikah bukanlah aib. Justru, dengan memahami akar permasalahannya, seseorang dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana, apakah ia akan terus menghindar atau justru memulai proses penyembuhan untuk suatu saat membangun keluarga yang benar-benar diimpikan.