Menapaki Gerbang Waktu di Istana Kepresidenan Bogor
- presidenri.go.id
Bogor – Ketika menjelajahi Kota Bogor yang berhawa sejuk, ada satu ikon bangunan yang selalu mencuri perhatian, yakni Istana Kepresidenan Bogor. Bangunan bersejarah ini bukan hanya menjadi saksi perjalanan bangsa, tetapi masih berfungsi sebagai salah satu kediaman resmi Presiden Republik Indonesia.
Berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda No.1, Kelurahan Paledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, istana ini berdiri anggun di atas lahan seluas 28.86 hektar. Keindahan arsitektur klasik berpadu dengan taman luas yang asri, menjadikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang.
Jejak Panjang Sejarah Istana Bogor
Istana Bogor
- nationaalarchief.nl/Nationaal Archief
Kisah Istana Kepresidenan Bogor bermula pada abad ke-18 ketika Batavia (kini Jakarta) dianggap terlalu panas dan sesak oleh para pejabat Belanda. Mereka pun mencari tempat yang lebih sejuk untuk beristirahat. Gubernur Jenderal G.W. Baron van Imhoff menemukan lokasi ideal di sebuah perkampungan bernama Kampong Baroe pada 10 Agustus 1744.
Setahun kemudian, ia memerintahkan pembangunan sebuah pesanggrahan bergaya Eropa yang diberi nama Buitenzorg, artinya "bebas dari kesulitan". Desainnya terinspirasi dari Blenheim Palace di Inggris. Walaupun bangunannya belum selesai saat masa jabatannya berakhir, fondasi sejarah Istana Bogor sudah tertanam.
Perjalanan istana ini tidak selalu mulus. Pemberontakan Banten (1750–1754) sempat menghancurkannya, lalu bencana gempa besar tahun 1834 kembali merobohkan sebagian bangunan. Namun, setiap kali rusak, istana selalu diperbaiki dan diperluas.
Transformasi besar terjadi di bawah Gubernur Jenderal Baron van der Capellen, yang juga mendirikan Kebun Raya Bogor pada 1817. Pada 1870, Buitenzorg resmi dijadikan kediaman para gubernur jenderal Belanda hingga akhirnya diserahkan kepada Jepang pada masa pendudukan.
Setelah Indonesia merdeka, pada Januari 1950, istana ini resmi menjadi milik Republik Indonesia dan berganti nama menjadi Istana Kepresidenan Bogor.
Saksi Sejarah Indonesia
Di balik keanggunan Istana Bogor, tersimpan jejak-jejak peristiwa yang mengubah arah bangsa. Pada penghujung tahun 1954, dinding-dinding istana menjadi saksi Konferensi Lima Negara, sebuah langkah awal yang kelak melahirkan Konferensi Asia Afrika, momen monumental yang menggema hingga dunia internasional.