Menapaki Gerbang Waktu di Istana Kepresidenan Bogor
- presidenri.go.id
Beberapa tahun berselang, tepatnya pada 11 Maret 1966, suasana istana kembali memanas ketika Supersemar ditandatangani; sebuah surat perintah yang menjadi penanda peralihan kekuasaan dan titik balik dalam sejarah politik Indonesia. Tak berhenti di sana, pada 1988, ruang-ruang megah istana dipenuhi percakapan diplomasi saat Jakarta Informal Meeting berlangsung untuk mencari jalan damai atas konflik Kamboja.
Dan puncaknya, pada November 1994, Istana Bogor berdiri gagah menyambut para pemimpin dunia dalam Pertemuan APEC, meneguhkan dirinya bukan sekadar kediaman presiden, melainkan panggung sejarah tempat keputusan besar diambil dan masa depan bangsa ditentukan.
Gedung istana telah menjadi saksi perjalanan panjang sejarah Indonesia. Dari yang semula hanya berfungsi sebagai tempat peristirahatan pada masa kolonial, kini beralih peran menjadi kantor urusan kepresidenan sekaligus kediaman resmi Presiden Republik Indonesia.
Ruang-Ruang Istana
Ruangan Dalam Istana Bogor
- cdn.setneg.go.id
Kompleks Istana Kepresidenan Bogor terdiri atas 37 bangunan, dengan fungsi yang berbeda-beda.
1. Gedung Induk
Menampung Ruang Garuda (ruang sidang kabinet dan resepsi), Ruang Teratai, Ruang Film, Ruang Makan, Ruang Perpustakaan, serta kamar khusus seperti Ruang Raja.
2. Sayap Kiri
Istana bagian kiri biasanya digunakan untuk konferensi dan akomodasi tamu negara.
3. Sayap Kanan
Ruangan sebelah kanan digunakan sebagai tempat menginap tamu-tamu penting.
4. Paviliun
Seperti Dyah Bayurini, Amarta, Madukara, dan lainnya, difungsikan sebagai tempat peristirahatan presiden atau tamu negara.
Selain itu, kompleks ini juga memiliki Museum Kepresidenan Balai Kirti, diresmikan tahun 2014 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Museum ini menyimpan sejarah perjalanan kepemimpinan Indonesia, lengkap dengan patung presiden, naskah Proklamasi, hingga pameran digital edukatif.
Menyimpan Koleksi Seni, Buku, dan Ikon Rusa
Istana Bogor bukan sekadar bangunan bersejarah. Di dalamnya tersimpan lebih dari 3.200 buku, 448 lukisan, 216 patung, serta 196 koleksi keramik. Banyak di antaranya adalah hadiah dari tokoh dunia.
Di halaman istana, terdapat ratusan rusa totol yang menjadi ikon tersendiri. Rusa-rusa ini pertama kali didatangkan dari India dan Nepal pada masa Gubernur Jenderal Daendels (1808–1811) dan hingga kini tetap menjadi daya tarik khas Istana Bogor.
Kini, Istana Kepresidenan Bogor bukan hanya pusat kegiatan kenegaraan, melainkan juga simbol sejarah panjang bangsa Indonesia.