66,6 Persen Warga Kota Bogor Alami Gangguan Jiwa Berat, Dinkes Ajak Masyarakat Peduli Kesehatan Mental
- Istimewa : Dinas Kesehatan
Bogor, VIVA Bogor –Di balik kesejukan udara Kota Bogor, ternyata tersimpan realitas yang mengkhawatirkan. Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat, hingga September 2025, dua dari tiga warga mengalami gangguan jiwa berat. Sisanya bergulat dengan kecemasan dan depresi yang terus meningkat.
Dinas Kesehatan Kota Bogor
- Istimewa
Fakta mengejutkan ini diungkapkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor. Berdasarkan data hingga September 2025, tercatat 66,6 persen warga Kota Bogor mengalami gangguan jiwa berat, sementara 22,2 persen mengalami gangguan kecemasan (anxietas) dan 11,2 persen mengalami depresi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno, mengungkapkan angka tersebut menunjukkan masih tingginya beban masalah kesehatan jiwa di masyarakat.
“Angka ini menjadi alarm serius bagi kita semua. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan jiwa harus terus ditingkatkan, karena banyak yang masih enggan terbuka atau mencari pertolongan profesional,” ujar dr. Retno, kepada VIVA Bogor, Senin 13 Oktober 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno, M.A.R.S
- Istimewa : Dinas Kesehatan Kota Bogor
Data ini juga sejalan dengan kondisi nasional. Gangguan kesehatan jiwa kini menjadi penyebab kedua tertinggi Years Lived with Disability (YLDs) di Indonesia setelah gangguan otot dan rangka. Jenis gangguan yang paling banyak terjadi meliputi depresi (3,69%), anxietas (3,56%), dan skizofrenia (2,09%). dr. Retno menjelaskan, gangguan kesehatan jiwa bisa dipicu oleh berbagai faktor.
Dari sisi internal, penyebabnya antara lain perubahan kondisi fisik, tekanan pekerjaan, hingga perjalanan hidup seseorang. Sedangkan dari sisi eksternal, bisa berasal dari konflik keluarga, tekanan sosial, hingga situasi bencana.
“Kesehatan jiwa harus dijaga dalam segala situasi. Jiwa yang sehat akan melahirkan ketahanan mental yang tangguh, mampu menghadapi berbagai tekanan kehidupan,” jelasnya. Dalam memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang jatuh setiap 10 Oktober, Dinkes Kota Bogor mengusung semangat nasional “Sehat Jiwa dalam Segala Situasi.”
Tema ini menekankan bahwa kesehatan mental merupakan kebutuhan dasar yang harus dijaga dalam kondisi apa pun, baik di masa tenang maupun saat menghadapi krisis. Sebagai langkah konkret, Dinkes Kota Bogor terus memperkuat layanan kesehatan jiwa di fasilitas primer seperti puskesmas dan rumah sakit, serta menggencarkan edukasi publik agar masyarakat lebih peduli terhadap kondisi mentalnya. Salah satu upaya yang diperkenalkan adalah P3LP (Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis). Konsep P3LP, kata dr. Retno, meliputi tiga langkah utama: memperhatikan kondisi psikologis seseorang, mendengarkan dengan empati, dan menghubungkan dengan tenaga profesional bila diperlukan.