Lapang Dada, Tips Jiwa Anti Fragile dari Ustadz Sonny Abi Kim

Lapang Dada, Tips Jiwa Anti Fragile
Sumber :
  • Yuni Retnowati

Bogor, VIVABogor – Ada beberapa respon manusia saat ia ditimpa musibah. Ada yang jatuh, tak sanggup berdiri lagi dan terus meratapi nasib, yang disebut post traumatic stress disorder. Ada yang mampu berdiri kembali seperti semula, adaptif, dan kembali ke titik normal, yang juga disebut recover to normal. Tapi ada juga yang amat luar biasa, yaitu post traumatic growth. Yaitu bangkit, bertumbuh, dan jauh lebih baik dari sebelumnya. Respon ketiga ini yang diharapkan Allah kepada hambanya usai menghadapi ujian. Menjadi pribadi yang lebih kuat, bahkan terus bertumbuh menjadi penopang bagi yang lain. Bagaimana respon ketiga ini bisa terjadi pada diri kita saat menghadapi ujian?

Lapang Dada, The Key of Life Ala Ustadz Sonny Abi Kim

Kutipan ayat Al Quran berikut sangat menarik, menerangkan bagaimana Allah akan mengampuni orang-orang yang memaafkan dan berlapang dada. "...Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. An Nuur : 22). Ayat ini menerangkan pada kita bahwa jika kita mampu berdamai dengan diri  kita, maka kita akan mendapat kedamaian. Tidak mudah untuk memaafkan yang telah menyakiti, juga berlapang dada terhadap berbagai ujian. Tapi dengan itulah Allah akan bukakan kemudahan demi kemudahan. Dalam ayat tersebut Allah janjikan ampunan untuk orang yang memaafkan dan lapang dada. Adakah yang lebih menarik hati kita selain ampunan Allah? Hati yang lapang dan damai akan menumbuhkan banyak produktifitas.

Ada tiga sikap produktif yang dihasilkan orang-orang yang memaafkan dan berlapang dada. Yaitu mampu mengatasi emosi negatif, mampu menemukan emosi positif, dan mampu menjalin hubungan yang memuaskan. Ketiga hal ini akan membuat seseorang memiliki daya tahan dalam hidup. Orang yang mampu menemukan emosi negatif, ia akan membaca sinyal dari emosi negatif, mengendalikan diri, mampu memafkan, dan berserah, mengolah energi menjadi semangat pantang menyerah (resilience/grift). Orang yang mampu menemukan emosi positif ia akan mampu melihat masa lalu dengan kesyukuran, melihat masa kini dengan ketenangan dan melihat masa depan dengan penuh optimis. Dan orang yang mempunyai hubungan yang memuaskan akan mampu menjalin hubungan dengan Allah, manusia, dan dirinya sendiri.

Halaman Selanjutnya
img_title
Bambang Pamungkas: Evaluasi Timnas Harus Dilakukan oleh yang Berkompeten