Indocement Latih Kades Jadi Mandor Proyek

Pelatihan Mandor Konstruksi dan Uji Sertifikasi Kompetensi.
Sumber :

Bogor, VIVA Bogor – Sebanyak 13 Kepala Desa (Kades) dan staf Pemdes se-Kecamatan Ciawi dilatih menjadi mandor proyek. Mereka mengikuti Pelatihan Mandor Konstruksi dan Uji Sertifikasi Kompetensi hasil kerja sama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan Pemerintah Kabupaten Bogor yang digelar di Kantor Camat Ciawi, Selasa, 14 Oktober 2025.

Diduga Menyimpang, Proyek Irigasi P3A Bumi Asri di Nanggung Disorot Warga

Kegiatan selama dua hari ini diresmikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor Ir Suryanto. Hadir pula Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bogor, Hadijana dan Plt Camat Ciawi Denny Koswara.

Denny Koswara mengatakan, pelatihan ini merupakan yang pertama di Jawa Barat dan di Kabupaten Bogor. "Kecamatan Ciawi sebagai pelopor dalam pelaksanaan sertifikasi tenaga kerja konstruksi di tingkat desa," ujarnya.

Kunjungan Wisata ke Puncak Menurun, Ini Kata PTPN Gunung Mas

Dalam pelatihan ini Kades dan staf mendapatkan pembekalan teknis mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3), teknik konstruksi, metode kerja, hingga penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Peserta yang lulus ujian akan memperoleh sertifikat kompetensi resmi sebagai mandor konstruksi bersertifikasi nasional.

Menurut Rahmat Jatmikanto dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi nyata antara sektor industri dan pemerintah daerah.

Pemkab Bogor Bentuk Forum PKP Dan Perkuat Basis Data Untuk Wujudkan Tata Kelola Permukiman Terintegrasi

“Ini merupakan bentuk endorsement kolaboratif antara Indocement dengan Kecamatan Ciawi, tentunya juga atas dukungan dari Bupati Bogor. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi para anggota TPK atau Tim Pelaksana Kegiatan yang ada di desa-desa,” ujar Rahmat.

Ia menegaskan, pelatihan ini penting karena para anggota TPK memiliki tanggung jawab besar dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa, namun dari sisi pembekalan teknis masih perlu peningkatan.

“Kita tahu bahwa teman-teman TPK ini memiliki tanggung jawab besar dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur di desa, namun dari sisi pembekalan teknis memang masih perlu ditingkatkan. Maka, kegiatan ini menjadi salah satu upaya kami untuk ikut berkontribusi. Kebetulan kami dari sektor material konstruksi, jadi bentuk tanggung jawab sosial kami juga diarahkan pada peningkatan kapasitas teknis di lapangan,” bebernya.

“Harapannya, setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat memahami cara menghitung RAB secara akurat, mengetahui kebutuhan material yang tepat, sehingga ketika melaksanakan pembangunan, tidak ada bahan yang terbuang atau tersisa. Semuanya bisa digunakan secara efisien dan efektif,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya peran TPK sebagai pemimpin sekaligus pengawas kegiatan pembangunan yang sering melibatkan sistem padat karya di tingkat desa.

“Kalau kita lihat di lapangan, pembangunan yang bersumber dari dana desa itu rata-rata dikerjakan dengan sistem padat karya, di mana melibatkan banyak tenaga kerja lokal, kebanyakan para tukang. Nah, di sini posisi TPK sangat penting sebagai leader sekaligus pengawas kegiatan,” ujarnya.