Mencari Tujuan Hidup? Mulailah dengan Pertanyaan “Untuk Apa Aku Diciptakan?”

Muslim Mencari tujuan Hidup
Sumber :
  • Pexels

Bogor, VIVA Bogor – Pernahkah kamu berhenti sejenak dan bertanya dalam hati, “Untuk apa aku hidup?” Pertanyaan sederhana ini sering muncul saat hati terasa hampa, semangat mulai pudar, atau ketika hidup terasa berjalan tanpa arah. Namun, justru dari pertanyaan itulah perjalanan makna hidup bermula.

Santri Bicara: Hormat Bukan Kultus, Disiplin Bukan Penindasan

Dalam hiruk pikuk dunia yang serba cepat, banyak orang mengejar kesuksesan, harta, dan pengakuan. Namun di tengah semua itu, kita sering lupa menanyakan satu hal paling penting: “Untuk apa aku diciptakan?”

Jawaban dari Langit untuk Jiwa yang Mencari

Iri Itu Fitrah, Bukan Dosa: Ustaz Hanan Attaki Ungkap Cara Mengubah Insecure Jadi Motivasi

Al-Qur’an memberikan jawaban yang begitu jelas:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)

Rahasia Sehat dari Sunah Minum Nabi: Sedikit Demi Sedikit, Penuh Syukur

Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama hidup manusia adalah beribadah kepada Allah SWT.

Namun, ibadah di sini tidak terbatas pada shalat, puasa, atau zakat saja. Setiap aktivitas yang dilakukan dengan niat tulus karena Allah — bekerja, menolong sesama, belajar, hingga menjaga lingkungan — semuanya bernilai ibadah.

Menemukan Arah di Tengah Dunia yang Sibuk

Hidup tanpa tujuan ibarat kapal tanpa kompas. Ketika manusia tidak memahami makna penciptaannya, ia mudah tersesat dalam pencapaian duniawi yang semu.

Namun ketika menyadari bahwa hidupnya untuk mengabdi kepada Sang Pencipta, setiap langkah menjadi berarti.

Kegagalan tidak lagi membuat putus asa, keberhasilan tidak lagi membuat sombong, dan waktu yang berlalu terasa bernilai karena dijalani dengan kesadaran spiritual.

Mengenal Diri, Menemukan Tuhan

Islam mengajarkan bahwa perjalanan mencari makna hidup dimulai dari mengenal diri sendiri.

Ada ungkapan dari seorang ulama sufi terkenal, Yahya bin Muadz Ar-Razi yang berbunyi:

“Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.” 

Mengenal diri bukan hanya memahami potensi dan kelemahan, tapi juga menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari dan akan kembali kepada Allah.

Kesadaran inilah yang menghadirkan kedamaian sejati, bukan dari pencapaian dunia, melainkan dari hubungan yang mendalam dengan Sang Pencipta.

Renungan untuk Hari Ini

Jika hari ini kamu masih mencari arah hidup, cobalah mulai dari pertanyaan sederhana tapi mendalam: “Untuk apa aku diciptakan?”

Halaman Selanjutnya
img_title