Karakter People Pleaser : Pandangan Islam Dan Solusinya
- Yuni Retnowati
Bogor, VIVA Bogor – Dalam Islam, menjadi people pleaser (seseorang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain bahkan sampai mengorbankan diri sendiri) perlu ditinjau dari beberapa sudut. Islam sangat menekankan akhlak yang baik, tetapi juga menekankan ketegasan dalam prinsip, terutama dalam hal kebenaran, keadilan, dan keikhlasan.
Berbuat baik kepada sesama, seperti dalam QS. Al-Baqarah ayat 83, Allah memerintahkan untuk berkata baik kepada orang lain. Membantu dan menyenangkan hati orang lain, selama itu dalam hal yang diperbolehkan syariat. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad, Thabrani)
Menjadi people pleaser tidak diperbolehkan jika mengorbankan prinsip agama. Tidak tegas dengan mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah karena ingin semua orang senang dan dia diterima di manapun. Menjadi lemah dalam berkata benar karena takut tidak disukai. Nabi ﷺ bersabda, “Katakanlah kebenaran walaupun itu pahit.” (HR. Ibn Hibban)
Mengharapkan pujian manusia, bukan ridha Allah juga dilarang saat menjadi seorang people pleaser. Sehingga mengurangi keikhlasan dalam beramal. Allah berfirman, mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya..."
(QS. Al-Bayyinah: 5)
People pleaser yang membahayakan diri secara fisik atau mental juga tidak diperbolehkan. Hal ini akan mendzolimi diri sendiri. Tindakan seperti ini jelas dilarang.
Prinsip utama adalah ridha Allah di Atas Ridha Manusia. Nabi Muhammad ﷺ bersabda: "Barangsiapa mencari keridhaan Allah walau membuat manusia marah, maka Allah akan cukupkan dia dari gangguan manusia." (HR. Tirmidzi)
Jadi, kita boleh berbuat baik dan menyenangkan orang lain selama tidak bertentangan dengan syariat dan prinsip kebenaran. Tidak boleh menjadi people pleaser yang mengorbankan nilai-nilai Islam, diri sendiri, atau niat ikhlas hanya demi diterima orang lain.
Bagaiamana caranya agar tidak menjadi people pleaser?
1. Luruskan Niat: Berbuat Baik Karena Allah, Bukan Karena Ingin Disukai
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya..." (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika kamu ingin membantu orang lain, pastikan niatmu untuk mencari ridha Allah, bukan agar orang lain menyukaimu atau tidak marah padamu. Kalau niatnya salah, maka kamu akan mudah kecewa ketika tidak dihargai.
2. Tahu Batasan – Jangan Zalim Terhadap Diri Sendiri
Islam melarang kezaliman, termasuk terhadap diri sendiri. Jika kamu terus-menerus mengalah, tidak bisa berkata "tidak", dan membiarkan orang lain memanfaatkanmu, itu bisa termasuk bentuk kezaliman pada diri sendiri. “Sesungguhnya dirimu memiliki hak atasmu.” (HR. Bukhari)
3. Belajar Berkata "Tidak" dengan Lembut dan Sopan
Kamu tidak wajib menyenangkan semua orang. Dalam Islam, berkata jujur dengan cara yang baik itu lebih utama daripada berpura-pura menyenangkan. Contoh:
"Maaf, saya tidak bisa bantu kali ini, semoga Allah mudahkan urusanmu."
4. Jangan Cari Ridha Manusia dengan Mengorbankan Ridha Allah
"Barang siapa mencari keridhaan Allah meskipun manusia murka, maka Allah akan ridha kepadanya dan akan menjadikan manusia juga ridha kepadanya..." (HR. Tirmidzi). Fokus pada keridhaan Allah. Jika kamu selalu berusaha menyenangkan manusia, kamu akan kelelahan karena manusia tidak akan pernah puas.
5. Latih Diri untuk Punya Pendirian
Rasulullah SAW bukanlah people pleaser. Beliau tegas dalam kebenaran meskipun sering dibenci oleh orang-orang kafir dan dihina. Jadikan beliau teladan.
6. Ingat: Kamu Tidak Bertanggung Jawab atas Perasaan Semua Orang
Islam mengajarkan tanggung jawab, tapi bukan berarti kamu harus bertanggung jawab atas perasaan orang lain yang kecewa karena kamu menolak sesuatu yang tidak wajib kamu lakukan.
7. Perbanyak Doa dan Dzikir untuk Ketenangan Hati
Orang yang ingin menyenangkan semua orang biasanya takut ditolak, takut dibenci, dan cemas. Perbanyak dzikir dan doa agar Allah berikan ketenangan hati dan keberanian untuk hidup sesuai prinsip.