Raden Kian Santang: Putra Prabu Siliwangi yang Jadi Penyebar Islam di Tanah Sunda
Bogor, VIVA, Bogor – Nama Raden Kian Santang dikenal luas dalam tradisi lisan masyarakat Sunda sebagai sosok legendaris yang gagah berani dan sakti mandraguna. Ia bukan hanya dikenal sebagai putra dari Prabu Siliwangi, raja besar Kerajaan Pajajaran, tetapi juga sebagai salah satu tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Tanah Sunda pada abad ke-15 Masehi.
Dalam berbagai babad dan cerita rakyat Sunda, Raden Kian Santang sering digambarkan sebagai seorang ksatria yang memiliki kekuatan luar biasa dan jiwa keislaman yang tinggi. Setelah memeluk Islam, ia dikenal pula dengan nama Pangeran Santang atau Syekh Sunan Rohmat.
Raden Kian Santang merupakan putra Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja) dan Nyai Subang Larang, seorang perempuan salehah yang telah lebih dahulu memeluk Islam. Nyai Subang Larang sendiri adalah murid dari Syekh Quro Karawang, salah satu ulama besar yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa Barat.
Dari pernikahan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang, lahir tiga orang anak yang kelak memainkan peran besar dalam sejarah peralihan masa Pajajaran menuju era Islam di Nusantara, yakni:
1.Raden Kian Santang (Pangeran Santang)
2.Nyimas Rara Santang
3.Raden Walangsungsang (Pangeran Cakrabuana)
Dalam tradisi lisan di Cirebon dan Garut, Raden Kian Santang disebut sebagai tokoh penting yang mendirikan pesantren-pesantren awal dan menjadi pembimbing bagi para pengikut Islam di wilayah pedalaman Sunda.
Ia juga dikaitkan dengan berdirinya beberapa situs keramat yang hingga kini masih dihormati masyarakat, seperti Makam Raden Kian Santang di lereng Gunung Ciremai dan Makam Syekh Sunan Rohmat di Cikoang. Meski demikian, lokasi makam aslinya berbeda-beda menurut versi tiap daerah.
Hingga kini, nama Raden Kian Santang tetap hidup dalam kesusastraan dan kebudayaan Sunda. Cerita tentang kepahlawanannya sering diangkat dalam wayang golek, babad lisan, dan sinetron legenda Nusantara.
Ia dikenang bukan hanya sebagai simbol keberanian dan kebijaksanaan, tetapi juga sebagai penghubung antara masa Pajajaran Hindu-Buddha dan masa keislaman di Tanah Sunda.
Raden Kian Santang menjadi sosok yang melambangkan perpaduan antara keteguhan iman dan jiwa kesatria Sunda warisan luhur yang terus hidup dalam ingatan masyarakat hingga kini.