“Takut Jadi Kaya, Padahal Islam Tak Melarang: Ini Makna Sejati Hidup Sederhana dalam Pandangan Rasulullah”
- Ilustrasi
Islam sama sekali tidak menganjurkan stagnasi atau menyerah pada kemiskinan. Memilih hidup pasrah karena takut salah bukanlah sikap yang ideal, apalagi jika masih ada peluang untuk belajar, bekerja, dan berbuat produktif secara halal. Islam menempatkan usaha sebagai bagian dari iman.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d: 11:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Ayat ini menegaskan: kemiskinan atau kekayaan adalah kondisi yang bisa berubah dengan ikhtiar. Allah tidak memuji kemalasan dan tidak menolak kerja keras yang jujur. Kaya bukan berarti lalai, miskin pun bukan tanda rendah. Yang penting adalah keseimbangan, antara dunia dan akhirat.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Kahfi: 46:
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal saleh yang kekal lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu.”
Jadi, jangan bangga hanya karena miskin, dan jangan pula malu karena kaya. Yang dinilai Allah bukan seberapa banyak harta yang kita miliki, tetapi seberapa bersih hati kita dalam menjaganya.
Syukur saat lapang, sabar saat sempit, itulah keseimbangan hidup yang diajarkan Islam.
Wallaahu'alam.